MENGAJARI ORANG-ORANG CARA MENDIRIKAN KERAJAAN

MENGAJARI ORANG-ORANG CARA MENDIRIKAN KERAJAAN


Akhir-akhir ini Indonesia sedang digemparkan dengan kemunculan berbagai “kerajaan” baru yang terkesan absurd.

Kita sebagai manusia normal rata-rata dibuat terkejut dan mengerutkan dahi kemudian terpingkal-pingkal akibat ulah dan bahasa raja yang absurd dan terkesan ndakik-ndakik itu.

Bagaimana tidak, mereka membangun sebuah sistem kerajaan di dalam sebuah negara yang memiliki sistem pemerintahan.

Kita tidak pernah tahu apa motif mereka sebelum dilakukan sebuah dialog, namun kalaupun diadakan dialog, mereka akan tetap mengeluarkan statement yang absurd dan tidak masuk akal.

Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire, yang sementara ini menguasai arena permainan raja-rajaan di Indonesia saat ini.

Saya teringat ketika masih belajar di bangku perkuliahan sebagai mahasiswa Sejarah Islam, ketika dosen saya menjelaskan peristiwa sejarah terkhusus sebuah proses berdirinya sebuah kerajaan.

Ada banyak hal yang seharusnya diperhatikan oleh mereka para pendiri kerajaan baru. Banyak hal tersebut bukan hanya sekedar membuat kostum dan mendeklarasikan diri sebagai raja dan ratu.

Dalam sejarah, ada banyak sekali kerajaan yang pernah berjaya, kejayaan itu ada yang bertahan hingga ratusan tahun dan tidak sedikit pula yang hanya bertahan puluhan tahun.

Tentu pada masa lalu mereka para pendiri kerajaan tidak hanya semata-mata mendirikan bangunan untuk istana dan kostum untuk pengikut.

Tapi mereka juga membangun sebuah sistem keamanan demi keutuhan kerajaan mereka.

Ada dua contoh latar belakang berdirinya kerajaan yang mungkin bisa dijadikan referensi bagi orang-orang dalam mendirikan kerajaan,

Contoh pertama berdirinya kerajaan Islam Mughal di India.

Pendirinya bernama Zahiruddin Babur, ia merpakan seorang yang sangat tangguh.

Cara dia mendirikan sebuah kerajaan dimulai ketika ia berhasil mengalahkan lawannya, dalam hal ini adalah Ibrahim Lodi yang sebelumnya ia adalah penguasa di Delhi.

Babur beserta pasukannya berperang, menghabiskan banyak sekali tenaga dan biaya, bahkan darah untuk mengalahkan lawannya yang saat itu sedang nangkring di Delhi sebagai penguasa.

Tentu perlawanan yang dilakukan Babur tidaklah mudah, namun dengan kegigihan dan keinginan untuk menang, ia berhasil mengalahkan pasukan Ibrahim Lodi.

Tahun 1525 M, dalam perjalanannya Babur berhasil menguasai Punjab.

Setelah itu ia memimpin tentaranya menuju Delhi.

Babur dengan 12.000 pasukannya menyerang Ibrahim Lodi yang mengerahkan 100.000 prajuritnya, pada 21 April 1526, maka terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat.

Babur mampu memenangkan pertempuran, sehingga sultan Ibrahim Lodi terbunuh beserta 25.000 tentara pasukannya.

Begitu kerasnya perjuangan Zahiruddin Babur dalam mendirikan kerajaan Islam Mughal di India.
Contoh yang kedua ini agak sedikit berbeda, yaitu kerajaan Mataram Islam.

Pada mulanya, Mataram adalah wilayah yang dihadiahkan oleh Sultan Adiwijaya kepada Ki Gede Pemanahan.

Atas jasanya yang telah berhasil membantu Sultan Adiwijaya dalam membunuh Arya Penangsang di Jipang Panolan.

Wilayah yang diberikan kepada Ki Gede Pemanahan berada di daerah Kotagedhe. Di tempat ini lahirlah sebuah kerajaan Mataram Islam.

Seiring pergantian Sultan-sultan di Mataram Islam, salah satu pewaris tahta kerajaan yaitu Panembahan Senopati memiliki strategi unik untuk melanggengkan dan menguatkan statusnya.

Strategi tersebut berupa penciptaan mitos adanya penguasa laut selatan yaitu Nyi Roro Kidul.

Rupanya mitos Nyi Roro Kidul ini mampu membuat Panembahan Senopati menjadi lebih kuat.

Rakyat percaya bahwa Nyi Roro Kidul merupakan istri ghaib dari Raja Mataram, mulai dari Panembahan Senopati hingga seterusnya.

Kekuatan ghaib yang dibangun oleh Mataram Islam dalam melegitimasi kekuasaannya terbukti berhasil.

Mengingat bahwa masyarakat Jawa pada masa lalu sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistis.

Dari kedua peristiwa yang berbeda tersebut, harusnya para pendiri kerajaan sekarang bisa mengambil pelajaran.

Kesimpulannya adalah bahwa mendirikan kerajaan bukanlah sebuah agenda yang mudah.

Dengan cara pertama, kerajaan baru bisa berdiri melalui jalur peperangan, yaitu menumbangkan dominasi penguasa sebelumnya dan menggantinya dengan kekuasaan baru.

Tentu hal itu harus dibarengi dengan kekuatan militer yang sangat kuat.

Apabila pada masa sekarang kerajaan baru tidak akan mampu melawan kekuatan militer yang telah dibangun oleh negara, maka cara kedua adalah dengan membangun mitos-mitos.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Panembahan Senopati.

Sebagai contoh mungkin Keraton Agung Sejagat bisa menciptakan mitos bahwa mereka merupakan titisan dari Dewa Zeus atau bahkan mengaku sebagai saudara sepersusuan Nyi Roro Kidul.

Menarik bukan?
Cerita Cinta di Kota Surakarta

Cerita Cinta di Kota Surakarta


Baiklah, dari judul memang terkesan sangat romantis, tapi yakinlah sesuatu yang ditulis di sini tidak akan pernah bertujuan mengaduk perasaan kalian seperti halnya menonton drama korea, atau drama keluarga di sinetron India.
 
Surakarta, adalah kota dimana Presiden kita sekarang dilahirkan, kota yang memiliki sejarah panjang bersama dengan Yogyakarta, kota yang memiliki budaya Jawa yang sangat kental, dan kota yang sampai saat ini masih memiliki raja yang bergelar Pakubuwono.

Saya termasuk orang yang sering berkunjung ke Surakarta (mungkin lebih enaknya saya akan menyebutya dengan Solo). Kota yang berjarak sekitar 2 jam dari kota Jogja membuat saya ingin kembali dan kembali lagi kesana. 

Suasana Jawa dan kekentalan akan budaya yang tidak jauh berbeda dengan Jogja terkadang menjadi daya pikat yang mampu menarik perhatian untuk datang ke sana.

Saya memiliki hubungan dengan Solo hanya karena tempat penelitian saya ada di sana, selain itu tidak ada hubungan apapun saya dengan Solo, saya bukan keturunan dari Pakubuwono, saya bukan investor di Solo Square, dan saya juga bukan ayah angkatnya Jan Ethes. Jadi hubungan saya dengan Solo hanya sebatas penelitian.

Meskipun dalam proses penelitian saya selalu dibuat geram dengan petugas- nya. Tapi daya pikat Solo masihlah sangat kuat. Setelah penelitian selesai, saya masih dan masih lagi berencana untuk sekedar datang dan berkunjung untuk menikmati kuliner dan suasana jalan yang begitu khas. Mengapa khas?

Kekhasan dan keunikan yang dimiliki oleh Solo memang ada yang sifatnya bagus dan mungkin "kurang" bagus. Jadi mungkin tulisan ini akan saya tujukan buat kalian yang ingin tahu Solo dari sudut pandang saya, tentunya. ha ha ha

Perlu kalian tahu sebelum datang ke Solo, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Pertama bahwa, jalanan di Kota Solo itu sangat mbulet. Kalo orang Jawa Timur bilang mbuwulet. Terlalu banyak jalan satu arah, dan akibat dari adanya itu maka jalan kecil di gang-gang sempit menjadi empuk dan nikmat untuk dilewati. 

Hal itu kamudian berdampak pada lamanya kita menghabiskan waktu di jalan. Karena bagi saya, orang yang tidak tinggal di sana, akan selalu membingungkan untuk menghafalkan jalan kota Solo yang banyak tanda bulat merah dan ada garis putihnya itu.

Yang kedua adalah bahwa, pengendara di Solo sangat hobi sekali memanfaatkan klakson kendaraan. Entah mobil atau motor, mereka gemar sekali tan tin di tengah keramaian jalan perkotaan. Saya tidak tahu seberapa besar tingkat kesabaran mereka terhadap suasana lalu lintas. Hanya saja sebagai pengendara yang terbiasa dengan suasana kendaraan Jogja merasa sedikit terusik dengan bunyi tan tin yang begitu berisik.

Cuman semua itu tidak melulu dipandang sebagai suatu hal yang negatif, ada hal positif yang bisa didapatkan dari fenomena tersebut, yaitu bahwa ….. sepertinya bengkel di Solo tidak akan pernah menerima keluhan klakson karatan (rusak), ya gimana mau karatan, wong tiap hari dipakai.

Saya mencoba untuk iseng dan menghitung berapa kali suara klakson terdengar di jalanan kota Solo. Dalam perjalanan saya dari hotel sampai keraton Solo, yang mana jaraknya sekitar 3 kilo meter dan menghabiskan waktu sekitar 11 sampai 13 menit, ada sekitar 37 bunyi klakson yang terdengar di telinga saya dan kawan saya. Sungguh aransemen musik yang sangat indah.

Terakhir nih. Solo jarang sekali ada Indomaret.. mungkin bagi sebagian orang, itu adalah suatu hal yang positif, namun sepakat atau tidak sepakat, kita pasti menyadari bahwa minimarket tersebut adalah kebutuhan bagi sebagian orang. 

Bayangkan saja kalian para wanita pas lagi jalan-jalan dan eh ternyata ada tamu bulanan datang. Panik dong, larinya kemana? Masa mau lari ke angkringan, tidak dong. Secara nalar pasti kita nyari minimarket terdekat. Dan kehadiran Indomaret sebenarnya sangat membantu, karena gampang untuk dicari. Kebayang dong kalau harus nyari toko kelontong di tengah jalanan kota dan dengan rasa panik yang begitu membara, pasti mumet. ditambah lagi dengan kondisi jalanan yang mbulet dan suara backsound klakson yang cukup mampu menambah daya panik kita.

Selalu ada kekesalan yang terjadi ketika mengunjungi kota Solo. Tapi kenangan dan keindahan dan tata kramanya juga selalu nikmat untuk bisa dikunjungi lagi dan lagi.  Oh iya, satu hal yang sangat tidak bisa dilupakan di Solo adalah kulinernya. Kalian bisa nemuin kuliner macem-macem di Solo. Mulai dari yang sederhana sampai yang tidak sederhana. Jadi, jangan takut kelaparan di Solo.

Syahdu tembang dan lantunan syair dalam diri selalu menghiasi perjalanan di kota Solo. Kota itu akan selalu unik, dan keunikan itu semoga selalu terjaga sampai kapanpun.
Sadboy? Tidak dong.

Sadboy? Tidak dong.


Dek opo salah, awakku iki.
Koe nganti tego mblenjani janji
Opo mergo, kahanan uripku iki,
Mlarat bondo, seje karo uripmuuuuu
Aku nelongso mergo kebacut tresno
Ora ngiro saikine cidro


Ah sungguh nikmat memang lantunan syair dari mas Didi Kempot. Lagu cidro memang mampu membawa pendengarnya merasakan sakitnya dikhianati oleh pasangan atau oleh orang yang kita cintai. Bahkan bagi orang yang tidak pernah merasakan itu, ikut mendengarkan lagu itu sudah cukup untuk memberikan pengalaman menyakitkan seperti halnya yang diceritakan oleh lagu itu.

Mas Didi memang lihai dalam menulis kata untuk kemudian diinterpretasikan oleh anak muda dalam bentuk sakit hati yang mendalam. Bahasa sederhananya adalah “Mas Didi Kempot mengintimidasi anak muda untuk merasakan sakit hati”, dan hal itu sangat berhasil.

Tapi bukan itu yang seharusnya membuat kita menjadi bangga. Lelaki bangga bukan di saat bersedih, tapi lelaki harus bangga ketika mereka bisa mengatasi rasa sedih menjadi motivasi untuk melakukan lebih. Nice.

Hampir semua orang pernah merasakan sakit hati, dan sebagian dari mereka akan menjadikannya sebagai motivasi untuk melangkah lebih jauh. Namun sebagian lagi akan masih berlarut-larut dalam rasa sakit yang sebenarnya tidak akan ada habisnya.

Poin pentingnya adalah, akan sampai pada masanya, dimana kalian akan menertawakan kesedihan yang saat ini sedang dialami. Kalau masih tidak bisa, tunggu aja karena pada waktunya sedihmu saat ini akan menjadi lucu di kemudian hari.
Kita Dipaksa Bermoral

Kita Dipaksa Bermoral


Tanpa kalimat pembuka, dan tanpa basa basi, saya ingin berbicara ini.
 
Dikatakan di berbagai macam literatur bahwa peradaban Barat berbeda dengan peradaban Timur. Orang menyebutnya orang Timur dan orang Barat. Orang Barat bisa diafiliasikan kepada orang Eropa dan Amerika, sedangkan orang Timur terinterpretasikan melalui orang Asia.

Dalam hal moral, sebenarnya Barat dan Timur memiliki cara masing-masing untuk menjadi orang “bermoral”. Namun di Timur tentu lebih kental. Indonesia sebagai negara dan bangsa yang berada di Timur juga kental akan budaya Timur yang dikenal sebagai budaya yang lebih bermoral. Budaya Timur kental akan sopan santun, sedangkan budaya Barat tidak demikian. 

Di Jepang misalnya, orang mempunyai cara untuk menghormati orang lain dengan membungkukkan badan, sedangkan di Indonesia, penghormatan terhadap orang bisa melalui berjabat tangan atau yang lainnya. Orang Timur itu kalau orang Jawa bilang memiliki unggah-ungguh. 

Namun, perbedaan antara Barat dan Timur semakin hari semakin terkikis dengan semakin tidak adanya batas antar satu bangsa dengan bangsa yang lain. Orang Indonesia akan dengan mudah mengetahui bagaimana orang Amerika meminum kopi, dan sebaliknya, secara singkat orang Amerika akan bisa mengetahui bagaimana orang Indonesia berbicara.

Semakin lama semakin tidak ada batas, sehingga terjadi percampuran (akulturasi). Orang Barat semakin dengan kemajuan terknologinya mulai memberikan pengaruh kepada orang Timur. Mulai dari cara berpakaian, cara berjalan, cara meminum kopi, bahkan cara mengumpat. Orang Timur atau dalam hal ini adalah Indonesia semakin menjadi Barat. Dengan begitu salah satu aspek ketimuran mereka yaitu tentang moral juga semakin ditinggalkan.

Kita semua sepakat bahwa Barat memberikan pengaruh yang positif dalam hal teknologi, namun untuk budaya, Timur bisa dikatakan lebih sopan daripada Barat. Orang Timur akan kaget ketika melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan orang Timur namun lumrah di Barat, misalnya ketika anak muda ciuman dipinggir jalan, perempuan pakai celana pendek dan lain sebagainya.

Hal itu kemudian berbuntut pada “hilangnya budaya Timur” bagi sebagian orang. Sekali lagi moral adalah kata yang dijunjung tinggi oleh orang Timur. Dan tidak bermoral adalah kata yang sangat dihindari oleh orang Timur. Terlebih orang Timur merupakan orang yang religius.

Hilangnya jatidiri orang Timur karena adanya globalisasi tidak bisa dihindari dengan mudah. Kecenderungan meniru apa yang dilihat memiliki daya pikat yang lebih kuat daripada apa yang seharusnya mereka pelajari. Jadi budaya Barat yang ditunjukkan melalui berbagai macam media sangat cukup untuk mempengaruhi orang Timur dan sedikit demi sedkit mengikis budaya Timur.

Tidak ada yang harus bertanggung jawab atas fenomena ini. Kita tidak perlu memaksakan mereka untuk kembali bermoral. Kita tidak perlu mengingatkan mereka bahwa mereka adalah orang Timur. Yang perlu kita lakukan hanyalah melawan Barat dengan cara mengembangkan teknologi dan berikan cara bagi Orang Timur untuk mengenalkan budayanya terhadap dunia melalui teknologi.
Politik Indonesia Yang 'Njelimet'

Politik Indonesia Yang 'Njelimet'

Politik. iya politik... Sebuah pembahasan yang tidak akan pernah selesai seiring manusia yang selalu ingin duduk dan mendapatkan jabatan yang ia dambakan.
 
Di Indonesia, politik semakin tahun semakin membingungkan. Kecamuk politik setelah kemerdekaan yang masih kita dengar sampai sekarang adalah tentang penggulingan pak Harto tahun 98. Awal perubahan yang dibangga-banggakan oleh sebagian besar pejuang reformasi yang sekarang masih bergema.

Setelah reformasi berjalan, Indonesia mulai stabil. Politik semakin hari semakin “membaik” namun akhir-akhir ini sepertinya ada hal yang sedikit menodai proses rehabilitasi politik di Indonesia. Hal itu dimulai ketika politik agama, politik identitas, dan poitik sara mulai ditegakkan.

Keruwetan yang terjadi pada tahun-tahun ini menurut sebagian besar orang bukanlah hanya sekedar “dia lah yang harus memimpin, karena dia cakap dan bijaksana”. Tapi lebih kepada “saya tidak ingin dia yang mempimpin, maka saya pilih ini (karena tidak ada yang lain)”.

Maka sampai di sini, muncul istilah anyar yaitu politik kebencian, politik ketakutan dsb. Sikap politik yang terjadi akibat dari adanya unsur kebencian dan ketakutan terhadap salah satu orang (lawan).

“saya milih Prabowo karena saya tidak ingin Jokowi yang mimpin”. “saya milih Jokowi karena saya takut jika Prabowo jadi presiden akan bla bla bla”. Begitulah kiranya. Sampai muncul stigma-stigma bahwa pendukung yang satu adalah kelompok radikal dan pendukung yang lain adalah kelompok antek aseng. Belum lagi persoalan cebong dan kampret. duhh


Sikap yang demikian adalah sikap yang tidak sehat. Ketidaksehatan tersebut tercermin dari keadaan perpolitikan Indonesia yang semakin sakit sesakit-sakitnya.

Setelah pilpres berlangsung dan sidang MK yang menyatakan bahwa tuduhan 02 tidaklah valid dan tidak bisa diterima, meskipun Buk Beti mengatakan kalau di Boyolali tidak ada aspal, politik Indonesia tidak kian membaik.

Setelah putusan itu, banyak orang yang menyerukan untuk adanya “rekonsiliasi” antara Jokowi dan Prabowo. Rekonsiliasi tersebut sempat ditolak oleh kubu sebelah. Meskipun begitu, rekonsiliasi tetap dilaksanakan.

Akan tetapi yang terjadi bukanlah damai. Namun para elit mengatakan bahwa rekonsiliasi hanyalah sarana untuk memperoleh jabatan di pemerintahan.

Pertemuan Jokowi dengan Prabowo seharusnya dijadikan sebagai moment untuk bersatu kembali, merajut cinta kasih sebagai manusia sebangsa dan setanah air. Namun ternyata hal itu mustahil dilakukan.

Salah satu kelompok pendukung Prabowo yang memproklamirkan diri sebagai “ulama” memutuskan untuk keluar dari barisan pendukung, karena pertemuan Prabowo dengan Jokowi. Itu merupakan fenomena yang menarik untuk dibahas.

Keluarnya mereka disebabkan karena kekecewaan mereka atas tindakan pemimpin mereka karena mau untuk berekonsiliasi dengan lawan politiknya. 

Sampai sini semakin terlihat bahwa politik kebencian telah merajalela. Bagaimana bisa, ketika pemimpin mereka sudah mulai lunak dan menginginkan untuk kembali merajut persatuan dan perdamian justru malah ditolak dan ditinggalkan?

Sikap yang seperti itu nampaknya terjadi karena figur mereka dinilai sudah terkontaminasi oleh lawannya. Sehingga figur mereka “mungkin” sudah masuk dalam kategori lawan. Sungguh sangat miris.

Namun, tidak banyak orang yang tahu mengapa itu bisa terjadi. Tapi yang pasti, apabila sikap politik lahir karena kecintaan terhadap salah satu figur. Bukan penolakan yang mereka lakukan. Tapi dukungan dan persatuan yang mereka tegakkan.

Wallahu a’lam 


Baca juga:

Polarisasi Masyarakat Indonesia

Polarisasi Masyarakat Indonesia


Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia disuguhkan oleh drama politik yang luar biasa menegangkan. Antara kelompok satu versus kelompok dua. 

Polarisasi masyarakat yang terjadi akibat suhu politik yang semakin meningkat menimbulkan anggapan-anggapan bahwa kontestasi politik diartikan sama dengan kontestasi ideologi.
 
Di satu pihak menilai bahwa kontestasi politik tahun 2019 adalah terjadi antara kelompok radikalis melawan pancasilais. 

Di pihak lain menilai bahwa kontestasi politik ini terjadi antara kelompok Islam melawan anti Islam. Anggapan tersebut sebenarnya tidaklah salah. 

Namun apabila ditinjau dari alasan mereka membuat narasi itu. Hal itu sangat bermuatan subjektif.

Pertama, alasan pihak satu memunculkan narasi tersebut rupanya berkaca pada situasi dan kondisi masyarakat yang ribut karena politik. 

Sudah sama sekali tidak percaya dengan pemerintahan yang sedang memimpin sehingga menginginkan lahirnya pemerintahan baru yang dinilai lebih “menguntungkan” mereka. 

Kemudian bagaimana bisa memobilisasi massa yang banyak mengingat bahwa pemilu sebelumnya kelompok ini kalah? Maka strategi yang diambil adalah dengan sedikit menyentil sentimen agama. 

Strategi ini berhasil dalam menaikkan pamor dan menjatuhkan lawan pada pemilihan gubernur DKI Jakarta. 

Mengingat bahwa agama sangat empuk untuk menumbuhkan jiwa ashobiyah yang ada pada diri masyarakat Indonesia, maka aliran agama yang juga ingin eksis dalam perjuangan ini mulai masuk dalam koalisi tersebut. 

Termasuk aliran agama yang sebelumnya tidak mendapatkan tempat di pemerintahan. Hal itu tidak menutup kemungkinan masuknya aliran militan dalam agama yang juga menginginkan eksistensi dalam pemerintahan. 

Sehingga tidak salah apabila kelompok satu menganggap bahwa mereka (kelompok dua) adalah kelompok militan (radikal).

Kedua, narasi yang ditimbulkan kelompok dua juga tidak bisa dibilang salah. Mereka menganggap bahwa aksi yang mereka lakukan dalam rangka melawan ketidak adilan sudah seharusnya mereka lakukan. 

Hal itu terjadi karena respon mereka terhadap “ketidak adilan” yang mereka dapatkan selama ini. 

Ketidak adilan yang mereka dapatkan dari pemerintah agaknya terjadi karena posisi mereka sebagai kelompok yang berada di luar istana dan memang tugas mereka adalah mengkritik dan memposisikan diri untuk tidak setuju dengan pemerintah. Itulah yang disebut dengan oposisi. 

Kelompok oposisi inilah yang banyak di dominasi oleh orang-orang yang bergerak atas nama ormas. Kelompoknya lah yang menurut mereka sering mendapat perlakuan yang tidak sepantasnya mereka dapatkan. 

Kritik-kritik mereka menuntut pemerintahan yang baik didasarkan pada  ideologi mereka. Dan seringkali mereka terciduk polisi akibat kritik tajam mereka dengan dalih bahwa kelompok dua ini telah melakukan ujaran kebencian. 

Dan tentunya dengan tertangkapnya para tokoh “agama” mereka, sangat wajar apabila muncul narasi “kriminalisasi ulama”. 

Ulama adalah orang yang dicintai dalam agama Islam, dan apabila ada kriminalisasi ulama berarti yang menangkap ulama adalah pembenci ulama, dan sang pembenci ulama bisa diartikan sebagai pembenci agama “Islam”.

Jadi dua kelompok tersebut akan terus berseteru dan bersitegang menghadapi segala macam situasi. Terbukti bahwa setiap permasalahan yang muncul. 

Kedua kelompok ini akan mengeluarkan pendapat yang berbeda. Kecuali dalam hal yang mereka harus menyuarakan persamaan. Seperti sama-sama pancasila dan sama-sama manusia.

Baca Juga :

Ahir Pencarian Jati Diri Seorang Remaja

Ahir Pencarian Jati Diri Seorang Remaja








Oleh: Soni


Cerita ini adalah sebuah pengalaman hidup, yang ia tulis dengan kejujuran dan penyesalan. semoga kita bisa mengambil hikmah dari pengalaman tersebut...

Dalam dunia ini, mungkin ada ribuan atau bahkan jutaan cerita. Namun dalam jutaan cerita tersebut, terselip selembar cerita hidup dari seorang lelaki yang sempat mengalami depresi berat akibat mental dan imannya belum terkontrol. Mungkin semua kisah itu telah digariskan Tuhan sebagai takdir. Takdir yang melukiskan tentang semua pengalaman hidupnya yang masih tersimpan dalam sebuah ruang bernama ingatan. Semua hal yang dialaminya sejak kecil hingga dewasa. Tawa, air mata dan pengorbanan menjadi kenangan dan pembelajaran hidup bagi yang membacannya.
Adit hanyalah seorang mahasiswa yang biasa-biasa saja. Seperti remaja umumnya, dia bangga memiliki banyak teman. Awalnya dalam tahun pertama tidak ada yang aneh dengan mahasiswa ini. Namun, entah kenapa belakangan ini ia sangat berbeda dengan mahasiswa yang lainnya. Hampir setiap hari dia menghabiskan waktunya hanya untuk berdiam diri (I’tikaf) di dalam kamar. Kuliahnya jadi berantakan. apa yang ada dipikirannya? Ia bertanya pada kesendirian tersebut. Kok bisa ia berubah jadi seperti itu?. Ahirnya ia menyadari, Ternyata ia baru saja memperoleh rasa sakit yang tidak pernah di fikirkan selama ini dalam hidupnya. Disaat ia ingin bahagia dan ingin meneruskan kearah yang lebih serius malah sakit tiada tara yang ia dapatkan. ya ternyata ia ditinggalkan kekasihnya, Padahal sebenarnya selama 3 tahun pacaran tak ada masalah diantara mereka berdua. Tetapi mungkin karena jarak lah yang memisahkan mereka berdua. Adit kuliah di malang sedangkan ceweknya kuliah di jakarta mungkin karena faktor itulah yang membuat ceweknya memilih untuk berpisah dan mengakhiri kisah manis yang telah terukir bersama adit.
 “dit, maafin aku telah membagi cintaku kepada orang lain dan tolong lupakan aku karena aku telah mengkhianatimu” kalimat itu yang terus menyayat hatinya Adit, aroma balas dendam pun selalu terbayang dalam fikirannya tapi rasa cintalah yang selalu mengurungkan niatnya untuk balas dendam. ia tak dapat berkata lagi, hati sakit teriris oleh luka sang mantan. Waktu memang terus berlalu, Kasih, namun cintaku padamu tidak akan pernah berubah dan aku akan setia menunggumu sampai kapan pun, karena aku yakin suatu saat nanti kamu akan bersamaku lagi. Ingat cinta sejati gak pernah berakhir. Adit nampaknya semakin lama semakin depresi karena ditinggal kekasihnya. Wajar saja dulu sosok sang mantan selalu hadir dipikirannya, bahkan seolah-olah menjadi penyemangat hidupnya. Namun kini sosok itu bukanlah siapa-siapa dalam hidupnya.
Setelah kurang lebih sebulan ia galau akibat ditinggal pacarnya, ia mulai merasa bosan dengan rutinitas mengurung diri di dalam kamar. Kemudian ia melangkahkan kaki untuk memulai kehidupan yang baru, belajar move on dari mantannya. Malam itu adit mencoba melangkahkan kaki untuk nongkrong di warung kopi, adit ingin berbagi cerita dengan kawannya di kampus. ya sebut saja namanya irwan. dikampusnya irwan sangat terkenal  dengan predikat playboy, memang benar, selain mempunyai wajah yang tampan irwan juga mempunyai dompet yang tebal. Hampir puluhan mahasiswi pernah ia pacari. Sebenarnya adit dan irwan sudah berteman selama 1 tahun tapi sebatas teman kuliah saja, ia hampir gak pernah nongkrong dengan irwan. tapi gak tau kenapa malam itu dalam fikirannya ia cuma ingin berbagi cerita dengan irwan. arkhirnya malam itu ia dan irwan janjian untuk bertemu di suatu cafe.
Aduh mana ini si irwan kok belum dateng.... (gumamnya dalam hati)
Setelah kurang lebih menunggu selama 30 menit.
Nampak dari kejauhan irwan datang dengan seorang cewek.
Kamprett nih irwan bawa cewek segala..
Irwan : Halooooo boskuuuu...
Sorry ya nunggu lama, biasa jemput cewekku dulu J
Adit : iya wan gak paapa kok
Irwan : bentar ya gue mau pesan dulu...
Adit : aasiaaappppp..
Irwan : ngomong-ngomong ada apa kok tumben ngajak gue nongkrong?
Adit : gue lagi galau wan, sebulan yang lalu gue di putusin cewek.... bla bla bla adit cerita panjang lebar.
Mas permisi, ini pesananya......
Saat itu adit dikagetkan dengan apa yang di pesan oleh irwan, ternyata ia memesan minuman keras. Adit masih belum menyangka selain terkenal playboy dan banyak duit ternyata temannya itu juga suka minum-minuman keras.
mereka bertiga terus berbagi cerita, tersenyum bersama, bahagia bersama. Dan kelihatannya adit sudah menemukan kebahagiaannya lagi. sejak mulai akrab dengan irwan yang dianggap sebagai sahabat barunya itu, adit sering kluyuran dan main bareng dengannya.
Sejak pertemuan itu ia kemudian mulai mencoba-coba minuman keras. mulai suka begadang, menghabiskan malam-malam dengan irwan dan teman-temannya. Tak lupa, minuman keras selalu menjadi bagian dari rutinitas nongkrongnya. Entahlah, apa yang ada di benaknya saat itu.. apa memang itulah yang sering dikatakan orang sebuah kenikmatan dari kehidupan? ataukah mugkin disebut sebagai  pencarian jati diri seorang remaja?
Bukan hanya minuman keras, ia pun kini mulai mengenal barang haram yang lainnya, ia juga mulai mengkonsumsi narkoba. Suka menghambur-hamburkan uang di diskotik, bahkan juga mulai menikmati kehidupan liar dengan para wanita penghibur. Tak cukup sampai di situ, ia juga semakin menjadi-jadi dengan mulai belajar judi online dari irwan. Nampaknya adit sudah terpengaruh dengan dunianya irwan, ia benar-benar telah merasa memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dari sebelumnya! Memang benar apa yang di katakan irwan malam itu, “ sudahlah gausa galau karena cewek, hidup itu indah, enak, dan harus dinikmati tanpa harus memikirkan cewek, yang penting bahagia banyak duit kita senang-senang”.
Semakin lama rasanya adit sangat menikmati dunia kelamnya, bahkan ia tak peduli lagi dengan kematian yang bisa saja menjemputnya setiap waktu.. ya Begitulah hidupnya. Selama 1 tahun ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk melanglang buana dengan dunia kelam dan  maksiat sampai ia lupa akan kewajibanya sebagai seorang mahasiswa, yakni belajar, belajar dan belajar.
Tapi untunglah, ia masih bisa bersikap sempurna di depan orang tuanya, sehingga sisi kelamnya sama sekali tidak mereka sadari. Bahkan ketika pulang kerumah ia juga masih menjadi imam di mushola kampung halamannya. Tak ada sedikit kecurigaan apapun dari kedua orangtuanya. Apa jadinya jika mereka tahu tentang perilaku adit yang sesungguhnya?
Sejak kecil adit sudah belajar model pendidikan yang sangat disiplin dari orang tuanya. Selain mengaji, ibunya mengajarinya hingga hal-hal terkecil seperti mencuci, menyetrika, mengambil air, dan lain sebagainya. semua pekerjaan rumah harus bisa dilakukan sendiri. Bahkan ia juga pernah tinggal di pesantren selama 6 tahun yakni ketika SMP dan SMA.
Masih sibuk dengan selembar foto wanita yang masih tersimpan dalam dompet. foto yang di ambil pada saat perpisahan sekolah, nampak terlihat jelas Tatapan wajahnya yang memberikan pesona dalam hati, dan senyuman manisnya. “Aku memang tidak bisa untuk melupakanmu sayang, entah kenapa walau kamu sudah punya cowok lain dan menyakiti hatiku, aku masih tetap mencintaimu, Aku akan tetap berusaha mengejar cintamu, aku bersungguh-sungguh mencintaimu”... batinnya sambil tersenyum memandang foto yang ada di genggamannya. .
Hampir tiap malam ia terus begadang dan menghabiskan waktunya untuk bermain Judi online. rasanya ia sudah mulai kecanduan, Ketika menang, ia seakan-akan semakin ketagihan untuk bermain. Entah gak tau kenapa adit selalu hoki ketika bermain, jutaan rupiah pundi-pundi uang ia hasilkan dari berjudi.
Padahal Judi merupakan sebuah kubangan kotor yang menggemarinya akan terus terperosok di dalamnya tanpa bisa keluar lagi. Ketika berjudi ia akan sibuk, sehingga lupa sholat serta lupa dengan kewajiban-kewajiban lainnya yang harus ia lakukan nampaknya itu yang dirasakan adit sekarang, ia sudah terperangkap dalam jebakan setan yang terkutuk.
Waktu terasa seolah bergerak sangat cepat, tak terasa adit sudah memasuki semester 8 atau bisa dikatakan semester akhir dalam perkuliahan. ia mendapatkan tugas untuk PKL (praktek kerja lapangan) dari kampusnya. Ia ditugaskan untuk praktek menjadi seorang guru Agama di SMP. Waduh nampaknya ia dibuat pusing sekali, hampir semua materi pelajaran tentang agama ia sudah banyak yang lupa, apalagi 2 tahun terakhir ia lebih disibukkan dengan dunia hitamnya. Mau tidak mau ia harus menjalaninya demi mendapatkan gelar sarjana.
Praktek menjadi Guru membuatnya tiap malam terus belajar, belajar dan belajar. Sehingga nyaris ia tidak pernah maksiat lagi. Apalagi sudah beda tempat dengan irwan dan teman-temannya. Sedikit demi sedikit ia sudah mulai membaik, nampaknya ia mulai menemukan pujaan hatinya di tempat PKL. Ya benar.. ada salah satu mahasiswi teman PKL yang menjadi buah bibir di antara anak-anak lelaki yang PKL di tempatnya. Bukan sekedar karena keelokan wajahnya saja, tapi juga karena sifatnya yang sangat menarik. Matanya adalah bagian terindah yang ia miliki. Senyumnya adalah cahaya yang terpancar dari wajahnya. Dan ada banyak hal lain yang membuatnya menjadi medan magnet bagi para lelaki. ia adalah seseorang yang sangat kekanak-kanakan dan suka usil. Hobinya adalah membuat orang lain tertawa, ya sebut saja namanya Amel.
Adit mulai jatuh cinta pada wanita itu, ia selalu berusaha keras untuk membuat amel menyadari kehadirannya di antara para mahasiswa PKL di tempat tersebut. Tiap pergantian jam pelajaran mereka pindah mengajar di kelas yang lainnya. Adit selalu berusaha untuk cari perhatian dengan amel, ia selalu berdiri di tempat yang berada dalam jangkauan pandangannya amel, dengan itu ia bisa melihat senyumnya sang wanita idaman.
Sudah sebulan ia dan amel saling mengenal, mereka semakin akrap saja. adit mulai yakin dan percaya bahwa Amel sudah mulai memberikan isyarat tertarik kepadanya. Seorang lelaki nakal tukang maksiat, dan gak terlalu ganteng nampaknya sudah mulai mendapatkan sebuah harapan dari seorang wanita sholehah yang merupakan idaman para lelaki.
“Selamat pagi Dit, Udah bangun belum? Jangan lupa masuk pagi ya”
“Pagi juga Amel sayang.. iya ini sudah bangun, 15 menit lagi aku berangkat”
“kok sayangL? Ya udah deh kalau gitu sayang balik sebagai teman, sampai bertemu disekolahan sayang J ,”
Sebuah cerita di pagi hari yang indah. Sebuah awal dimana mereka mulai menjalani hari dengan benar-benar berbagi sayang. Dua orang remaja yang saling menyayangi namun tidak pernah memiliki sebuah hubungan yang jelas. Adit belum mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaannya bahwa ia sangat menginginkan amel untuk jadi kekasihnya. Selama ini ia berpikir amel adalah seorang wanita yang taat beribadah, pinter, dan diketahui belum pernah berpacaran selama kuliah. Itu yang membuatnya menjadi pengecut belum berani untuk mengajak amel jadian atau pacaran padahal dalam hatinya ia ingin sekelai sesegera mungkin bisa pacaran dengannya.
Waktu dan keadaan yang adit punya tidak sama dengan anak lelaki teman PKL yang lainya yang mana 24 jam penuh bisa selalu dekat dengan amel, ya karena memang mereka semua tinggal dalam satu kontrakan atau posko PKL, sedangkan adit tinggal dirumah. ia hanya bisa bertemu amel ketika di sekolah saja. Itu sebabnya hubungan yang indah antara mereka berdua tidak pernah melebihi sebatas patner kerja dan komunikasi melalui handphone saja. Sebuah hubungan di dalam keterbatasan namun sangat membahagiakan. Justru dengan keterbatasan hubungan ini ia menjadi mengerti bahwa rasa yang ia rasakan saat itu murni hanya cinta alias ia sudah dimabuk cinta. Tidak ada embel-embel lainnya. Dengan cinta bisa menjadikannya menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Minuman keras, narkoba, judi dan banyak hal-hal buruk lainnya sedikit demi sedikit sudah ia tinggalkan.
Kebahagiaan yang pernah ia rasakan kini sudah mulai jadi kesengsaraan. ketika selesai tugas PKL, mereka kembali lagi ke rutinitas masing-masing di kampusnya otomatis mereka berdua sudah jarang ketemu. Belakang diketahui adit pernah melihat amel makan berdua dikantin dengan seorang cowok, mungkin ia sudah menjalin hubungan dengan lelaki lain. ia sempat tidak percaya amel akan tega melakukannya. Terkadang cinta memaksa kita untuk melakukan hal-hal bodoh yang sebenarnya tidak diperlukan hanya karena rasa takut kehilangan cinta tersebut. ia merasa sangat bodoh sekali. Memang penyesalan itu selalu datang di akhir, ia sangat menyesal sekali tidak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaannya.
 Sungguh luka hati memang sangat kejam sekali, cinta bisa juga membangkitkan semangat hidup, tapi juga bisa membunuhnya. Kini adit semakin dibuat galau. ia kembali lagi mengejar kepuasan hidup sebagai anak muda yang tidak tahu arah dan tujuan hidup, kelimpungan, gak karuan, kembali lagi pecandu berat minuman keras, bermain judi dan lain sebagainya. Berbagai macam minuman telah kembali lagi ia rasakan, arak, ciu, tuwak dan segala macam jenis narkoba ia jejalkan dalam mulutnya.
Tempat ini sungguh menyimpan banyak kenangan baginya. Ditempat ini ia sedang menikmati bahagia, melupakan rasa sedih, tempat untuk menumpahkan semua keluh kesah. Saat sedang marah, tempat inilah yang menjadi pelampiasan. Saat sedang gelisah, tempat inilah yang selalu ada untuk menenangkan. Ya tempat itu adalah sebuah bangunan tua yang dijadikan markas oleh irwan dan teman-tamannya untuk mengkonsumsi minuman keras atau pun untuk kegiatan maksiat yang lainnya. Memang benar persahabatan ini sangatlah indah, tampaknya adit sangat bersyukur sekali mempunyai seorang sahabat yang selalu menyenangkan seperti irwan. Sebelumnya, belum pernah kutemukan sosok teman sejati. Namun kini, ia telah menemukannya, dan ia sangat bersyukur akan hal itu. ia, selalu ada di saat adit sedang terguncang hatinya. Tanpa sadar, seulas senyum menghiasi wajahnya.  senyum ini terasa sangat berbeda dari senyum-senyumnya sebelumnya. Yang ini lebih terasa… ringan dan melegakan, rasanya adit sudah mulai bisa move on dari amel. Ketika menang judi dan banyak uang, ia berfoya-foya, melakukan apa yang ia suka dengan teman-temannya. Obat-obatan terlarang dan main perempuan, itu sudah pasti jadi rutinitas kesehariannya.
Tak terasa sudah memasuki bulan ramadhan, ramadhan tahun-tahun lalu, telah banyak ia habiskan untuk berfoya-foya mengejar kebahagiaan semu bersama kawan-kawannya. Ramadhan tahun sebelumnya ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan selinting ganja, pada berbotol-botol minuman setan memabukkan, pada semua rutinitas  yang memburu kesenangan sesaat. Tapi Ramadhan kali ini, dia bertekad ingin memperbaiki diri (bertobat), ia sudah mulai merasa bosan dengan aktivitas maksiatnya apalagi akhir-akhir ini ia juga sering kalah bermain judi, keberuntungan atau hokinya sudah hilang. ia jatuh miskin, hutangnya dimana-dimana.
Hari pertama ramadhan, dia benar-benar telah berubah, dia sudah benar-benar sholat dan berpuasa. Hari kedua, semakin baik, ia mantabkan hatinya bahwa ramdhan ini harus berubah. Akan tetapi, di hari ketiga ramadhan ujian itu muncul, sepulang dari shalat tarawih, ia ingin membayar hutang kepada irwan, kemudian ia datang ke tempat kosnya irwan. sesampai di kosnya irwan ia melihat temannya itu tengah asyik berpesta miras didalam kamarnya bersama 3 wanita sekaligus. Mereka tengah asyik melambungkan angan-angan kosong, pada sebotol anggur merah yang rasanya menyedakkan tenggorokan. adit, yang keimanannya tengah diuji, niat pertaubatan yang baru saja ia bangun dalam tiga hari sudah mendapatkan gempuran kuat atau godaan yang kuat dari syaitan berwujud irwan temannya yang dulu pernah memberikan secangkir  kenikmatan kepadanya. Kemudian Apa yang terjadi? nampaknya ada pertempuran hebat dalam hati kecilnya, ia ingin sekali menyudahi maksiat ini. dan menutup rapat-rapat celah syetan yang mencoba menyusup menawarkan pesona kenikmatan kepadanya. Namun, kenyataannya sungguh mengecewakan, bala tentara setan masih terlalu tangguh dibandingkan dengan niat pertaubatan yang baru ia bangun dalam tiga hari itu. dia akhirnya mengalah demi persaudaraan dan menghormati kawan lamanya, baginya lebih berdosa  menolak ajakan temannya untuk mabuk-mabukan, dari pada menolak ajakan orang lain untuk sholat atau ngaji karena menurutnya kasihan mabuk, kan belinya pakai uang kalau di tolak pasti menyakiti hatinya, sudah keluar uang tinggal minum masak gamau? Sedangkan sholat kan cuma modal mulut saja. Malam semakin asyik, adit semakin terbawa suasana pengaruh alkohol yang hebat.
Huuweeeeeek…” Suara muntah darah yang kesekian kalinya pada hari ini. 2 hari ini adit mengeluhkan kondisi tubuhnya yang sangat lemas, selain muntah dan badan panas, yang membuat aneh adalah kemaluannya mengeluarkan nanah. Tiap kencing ia selalu keluar nanah. Ia semakin dibuat cemas dengan penyakinya itu, Langsung saja ia segera pergi berobat ke dokter.
“Apa keluhan anda tuan?”
“bla bla bla, adit menceritakan semua keluhannya”
Kemudian dokter menyarankan untuk rawat inap terlabih dahulu. Adit divonis dokter terkena penyakit raja singa, yang mana penyakit itu sulit sekali disembuhkan. Adit tampak pasrah menghadapi cobaan ini, dan saat itu adit juga mendapatkan sebuah kabar dari temannya bahwa irwan sedang di tangkap oleh polisi atas kasus prostitusi online dan ketika ditangkap ia kedapatan membawa narkoba jenis sabu. Ia terancam kena hukuman 20 tahun dalam penjara. Adit sangat menyesal sekali atas semua perbuatannya, Andai bisa mengulang waktu, mungkin ia tidak akan pernah mau terjerumus dalam kesesatan. Seandainya waktu bisa berulang kembali, ia pasti akan merencanakan semuanya dengan lebih sempurna, lebih beradap, dan lebih manusiawi. Tapi semuanya sudah terlambat, adit hanya manusia biasa yang bisanya hanya meretas harap dan ampunan-Nya setelah semuanya terlambat.
Dia terus menangis setelah mengetahui satu persatu orang yang dicintainya pergi meninggalkan kehidupan yang fana ini. ya pergaulan bebas itu telah menjeratnya, bahkan kini ia berfikir untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Ia sangat lelah sekali selalu mendapatkan cobaan yang berat dalam hidupnya, emosionalnya naik turun seiring dengan tekanan yang begitu dalam dari masalahnya yang menggunung hingga sekarang. dimulai dari, kisah percintaan yang mengenaskan, banyak hutang akibat kalah judi, kehilangan irwan sahabatnya yang masuk penjara, terkena penyakit raja singa hingga akhirnya sekarang sedikit membuatnya depresi dan kecemasan berlebihan.
Tak terasa sudah seminggu dia terbaring di rumah sakit, kemudian ia meminta izin dokter untuk pulang saja dan rawat jalan, banyak pihak yang tak setuju atas tindakannya. Baik Dokter, maupun keluargaku. Namun semua ini kulakukan demi untuk bisa berkunjung ke penjara, menjenguk irwan sahabatku.
“Kamu masih belum sehat, fisikmu masih lemah, sebaiknya kamu jangan pulang dulu” kata salah seorang Dokter.
“gak papa dok, saya sudah agak mendingan, saya sudah sehat” bantahku pada Dokter. Sang Dokter hanya menggeleng-gelengkan kepala.
“yaudah gak papa, obatnya diminum ya” jawab seorang dokter.
Setelah pulang dari rumah sakit ia langsung mengunjungi irwan sahabatnya.
Irwan : “hai apa kabar, sudah sembuh lu?”.
Adit : “alhamdulilah sudah mendingan wan, lu disini baik-baik saja kan?”
Irwan : alhamdulilah santai, sebentar lagi saya sudah bebas kok.
Adit : syukurlah kalau begitu.
Setelah asyik bercerita dengan irwan, tiba-tiba adit di kagetkan dengan kedatangan seorang wanita cantik, ya dia adalah amel teman PKL sekaligus pujaan hatinya kala itu.
Adit : loh, kamu kok disini?
Amel : iya, mas irwan ini kan kakak kandungku.
Adit : serius?
Irwan : kenapa, kalian sudah saling kenal?
Amel : iya kak, adit ini temanku ketika PKL.
Aduh dunia rasanya begitu sempit saja, gemercik air tak hentinya melaju melewati arus sungai samping penjara itu, entah perjalanan air tak begitu menarik perhatiannya. Adit terus berbagi cerita dengan amel. Aduh pertanda apa ini? (dalam hati)”. Ada secuil rasa ingin mengulang memori tentangnya, tentang dia yang jauh dari pandangan namun selalu ada didekapan.
Amel terus bercerita, ternyata dari dulu ketika PKL ia sudah tau kalau adit berteman dengan kakaknya (irwan), ia mengetahui dari foto dalam handphone kakaknya ketika mereka nongkrong. Saat itu juga amel nampak kecewa dengan perilaku adit. Ia merasa semua orang terdekatnya selalu mempunyai sisi kehidupan yang amat kelam. Dan sekarang kakakku (irwan) sudah di vonis hukuman mati, ia di vonis sebagai bandar narkoba, 2 hari lagi ia akan di eksekusi mati. Akhirnya apa yang aku takutkan selama ini terbukti, narkoba membunuh generasi muda, Itu juga yang menjadi alasan kenapa dulu aku pergi meninggalkanmu. 
Pagi tiba, hari ini merupakan hari dimana irwan akan di eksekusi mati, adit terus menangis dengan sekujur tubuh yang membelenggu hingga akhir tetes deraan air mata tidak dapat tertahankan. Mengaung mencari tempat singgah untuk membekap tubuhnya yang lusuh penuh keluh. Menjerit sekeras-kerasnya agar berharap dapat di dengarkan oleh tuhan. Jiwanya telah hancur membuih tak bertautan membuat sesak di hati.
Adit menyaksikan sendiri jenazah irwan dikebumikan, Adit terus termenung dalam kematian sahabatnya itu. Kini ia mulai mencoba lagi untuk terbangun kembali, dan keluar dari dimensi yang mengerikan dalam hidupnya. Kali ini dengan jiwa yang tenang meskipun hutang masih dimana-mana. Tapi rasanya seolah sudah terbebas dan hidup kembali.
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (QS Al-Maidah: 91).
Semoga adit mendapatkan kehidupan yang terbaik. Amiinnnn